<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7081155753074525083\x26blogName\x3dArtikel+Tanah+Air+-+ku\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://mugi-bangsa.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://mugi-bangsa.blogspot.com/\x26vt\x3d-1739247575418278458', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

21 July 2007


KDRT DAN AKAD PERNIKAHAN

Dalam perjalanan menuju ke Pasar Baru, istriku berkomentar pada tabloid yang dibacanya mengenai kasus perceraian yang diajukan penyanyi dangdut Kristina Iswandari. Pedangdut ini menggugat cerai suami karena tidak tahan lantaran sering dianiaya suami.

“Tega banget! Istri kok dijadikan sarung sasak, cuma buat dijadikan sarana pelampiasan amarah”.

“Beraninya kok sama wanita? Bisanya Cuma menyakiti makhluk yang lemah” Istriku mencibir.


Seperti itulah kasus rumah tangga yang terekspose di media, yang kebetulan diwakili kalangan artis. Selalu berita yang ditonjolkan adalah wanita sebagai korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Mulai dari yang melapor polisi karena diperlakukan kasar oleh suami hingga banyak yang menggugat cerai.

MITOS

Wanita sebagai makhluk lemah adalah sebuah mitos yang sudah diyakini sejak lama, karena secara fisik, kondisi mereka dianggap lebih lemah bila dibandingkan dengan pria. Karena itu, diminta atau tidak, wanita cenderung dikasihani. Keyakinan ini demikian kuat, hingga saat pria duduk di dalam angkutan umum, akan dianggap tidak berperikemanusiaan, tidak berperasaan, tidak menghargai makhluk lemah, bila tidak memberi tempat duduknya kepada wanita yang berdiri.

Padahal yang katanya “Makhluk Lemah” ini begitu semangat dan menggebu berkeliling di Mall mencari dan menawar barang-barang yang dipajang, kendati si pria sudah sangat letih dan kelelahan menemani. Wanita justru lebih berstamina.

Banyak pria tak berdaya manakala digoda wanita dan tidak sedikit para pemimpin kita yang terperosok bertekuk lutut di hadapan wanita. Bahkan banyak contoh dari tokoh dan pemimpin besar di dunia jatuh gara-gara wanita.

TIDAK BERIMBANG

Dalam tabloid tersebut, terpampang gambar sang artis dengan muka lebam, sama halnya tayangan kriminal di TV yang sering menampilkan ibu muda dalam kondisi muka atau tubuh luka bekas dianiaya suami. Dengan adanya Komnas Perempuan, makin bertambah panjang daftar wanita yang jadi korban KDRT, karena 100% adalah wanita yang mengadu ke lembaga tersebut, bukan pria.

Bahkan perceraian atau poligami yang tanpa penganiayaanpun, seringkali dianggap sebagai bentuk KDRT. Seperti kasus AA Gym yang mendapat kecaman hingga hujatan dari banyak kalangan. Hasilnya, wanita dibela! Pria terpojok; tak ada Komnas Laki-laki!

Ketimpangan pemberitaan ini, mungkin juga kesalahan pria. Karena banyak terjadi konflik dalam rumah tangga, dimana pria yang jadi korban KDRT dan wanita sebagai pelakunya, tapi pria enggan melapor polisi, akibatnya pemberitaan semacam ini jarang terekspose. Bukankah banyak suami yang dipukul istrinya, dilempari benda keras, hingga pernah ada suami yang dipotong (maaf) kemaluannya oleh sang istri. Para pria malu jika melaporkan ke polisi, mengundang wartawan, apalagi menggugat cerai dengan alasan bahwa dirinya dianiaya wanita. Pria tak mungkin mengadukan nasibnya ke Komnas Perempuan.

KDRT & AKAD PERNIKAHAN

KDRT bukanlah KDIRT (Kekerasan yang Dialami Ibu Rumah Tangga), karena rumah tangga bukan hanya ada wanita. Disana ada pria sebagai suami dan juga ada anak-anak. Sayangnya kasus KDRT dipahami hanya sebagai konflik suami-istri, tidak melibatkan seluruh anggota keluarga. Kalau KDRT dipahami sebaliknya, maka ada banyak kasus kekerasan yang pelakunya adalah wanita. Kasus seorang ibu yang kejam dan sering menganiaya anaknya, kasus ibu yang membakar mati ketiga anaknya, kasus ibu yang membunuh bayinya dan masih banyak kekerasan lagi yang dilakukan wanita.

Kesimpulan dalam banyak kasus KDRT adalah bahwa pria dan wanita sama-sama berpotensi menjadi pelaku kekerasan. Tidak dapat dikatakan bahwa pihak yang satu selalu menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Sebagai pelaku ataupun korban, sama-sama tidak baiknya, sebab KDRT bukanlah gambaran dari keluarga yang harmonis dan penuh kasih. Kekerasan dalam rumah tangga perlu dihapuskan, tapi bukan dengan cara memojokkan salah satu pihak, melainkan dengan memberi informasi, pengarahan, bimbingan kepada siapa saja yang akan membentuk sebuah rumah tangga.

Pernikahan bukan hanya sekedar mengucap akad nikah ,tapi juga akad untuk membangun rumah tangga sakinah mawadah wa rahmah, Akad untuk meninggalkan kemaksiatan, Akad untuk saling mencintai karena Allah, Akad untuk saling menghormati dan menghargai, Akad untuk saling menerima apa adanya, Akad untuk saling menguatkan keimanan, Akad untuk saling membantu dan meringankan beban, Akad untuk saling menasihati, Akad untuk setia kepada pasangannya dalam suka dan duka, dalam kefakiran dan kekayaan, dalam sakit dan sehat, Akad untuk meniti hari-hari dalam kebersamaan, Akad untuk saling melindungi, Akad untuk saling memberikan rasa aman, Akad untuk saling mempercayai, Akad untuk saling menutupi aib, Akad untuk saling mencurahkan perasaan, Akad untuk berlomba menunaikan kewajiban, Akad untuk saling memaafkan kesalahan, Akad untuk tidak menyimpan dendam dan kemarahan, Akad untuk tidak mengungkit-ungkit kelemahan, kekurangan dan kesalahan, Akad untuk tidak melakukan pelanggaran, Akad untuk tidak saling menyakiti hati dan perasaan, Akad untuk tidak saling menyakiti badan, Akad untuk lembut dalam perkataan, Akad untuk santun dalam pergaulan, Akad untuk indah dalam penampilan, Akad untuk mesra dalam mengungkapkan keinginan, Akad untuk saling mengembangkan potensi diri, Akad untuk adanya saling keterbukaan yang melegakan, Akad untuk saling menumpahkan kasih sayang, Akad untuk saling merindukan, Akad untuk tidak adanya pemaksaan kehendak, Akad untuk tidak saling membiarkan, Akad untuk tidak saling meninggalkan, Akad untuk menebarkan kebajikan, Akad untuk mencetak generasi berkualitas, Akad untuk siap menjadi bapak dan ibu bagi anak-anak, Akad untuk membangun peradaban, Akad untuk segala yang bermakna kebaikan !

Semoga Berbahagia
Mugi Subagyo

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Islamic Calendar Widgets by Alhabib
Free Hijri Date

Kecantikan seseorang harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya - tempat dimana cinta itu ada.